CATATAN SI KAKI

Di awal langkah pertama kaki ini menjejakan jalan untuk melangkah, hanya sakit, perih dan panas yang terasa...
Apakah karna jalan ini berduri?
Apakah karna jalan ini penuh dengan bara api?
Atau karna jalan ini tergenang oleh air keras?
Sampai saat ini pertanyaan itu tak terjawab...
Lalu kaki ini melangkah dan menjejakan kaki untuk langkah kedua, tapi rasa yang sama pada langkah pertama muncul menyelimuti...
Bahkan rasa itu kian terasa lebih sakit beribu-ribu kali...
Apakah duri ini terlalu tajam?
Apakah bara ini terlalu panas?
Atau cairan air ini terlalu keras?
Kembali semua pertanyaan itu tak terjawab dan kembali tersimpan dalam langkah perjalanan kaki ini,
Kaki ini melanjutkan lagi langkahnya menelusuri jalan itu, dan hanya rasa yang lebih sakit lagi dirasakannya,
Apa kaki ini terlalu lemah?
satu lagi pertanyaan yang tak terjawab..
Namun kaki ini masih melanjutkan langkahnya,
Sakit demi sakit,
Panas demi panas,
Luka demi luka, dan
Tanya demi tanya....
tanpa jawaban, hingga timbul pertanyaan baru,
Apakah kaki ini terlalu bodoh untuk melanjutkan perjalanan siksa diri ini?
Apakah kaki ini terlalu larut dalam rasa-rasa selama ini saja?
Apakah kaki ini terlalu meresapi apa yangipikirkannya?
Kali ini pertanyaan itu terjawab, bahkan semua pertanyaan yang ada..
Semua rasa sakit yg timbul ini disebabkan karna dalam perjalanan hanyalah keluhan-keluhan, yg terucap tanpa ada rasa bersyukur, tanpa berusaha dan sabar menghadapi rintangan yang diberikan-Nya..
Dan karna ia tersadar dalam perjalanan ini tidak ada kawan yg membantu menghadapi rintangan dan berbagi rasa...SANG PEJALAN KAKI.
Dalam hal ini apa yang saya sadari adalah tentang menghadapi rintangan-rintangan dalam hidup dan saya ingin membagi hal ini kepada semua orang bahwa tidak cukup hanya mengeluh dan mensesali segala kejadian-kejadian yang membuat kiyta lelah dan patah semangat dalam menjalani kehidupan, sebagai manusia kita dituntut untuk berusaha dan menjadi makhluk sosial, karena dengan begitu kita dapat menjalani hidup dengan mudah.